Pendidikan dan Karakter bangsa
Kembali ke topik tulisan saya kali ini. Baru-baru ini Kemdikbud sudah mengumumkan bahwa kurikulum pendidikan Indonesia akan diganti yaitu Kurikulum 2013 yang setelah saya baca pedomannya disana terdapat penekanan pada pendidikan karakter yang akhir-akhir ini memang sudah mulai luntur dan juga pembelajaran dipusatkan pada siswa dan bukan pada guru. Sebagai guru yang sudah biasa menyusun perangkat pembelajaran juga memahami maksud pemerintah untuk mengembalikan karakter bangsa ini menjadi karakter yang mencerminkan bangsa Indonesia yang asli. Tapi apakah semudah itu kita bisa mengubah karakter siswa didik kita yang sudah terlanjur terkontaminasi dengan West culture dan juga K-pop yang begitu menggebu-gebu menyerbu generasi muda bangsa ini?. Namun usaha pemerintah perlu kita apresiasi sebagai tindakan yang ingin menyelamatkan bangsa ini supaya tidak kehilangan karakter asli Indonesia. Namun usaha itu juga perlu didukung stake holder yang lain dan tidak hanya dibebankan pada pemerintah dan guru saja tapi peran masyarakat tidak kalah pentingnya terutama orang tua. Sebelum siswa menimba ilmu di sekolah, terlebih dulu mereka menyerap pendidikan dasar dari keluarga. Jadi inti dari pendidikan karakter itu adalah keluarga dan sekolah menambahkan nilai-nilai yang belum diberikan oleh keluarga dan diterapkan pada mata pelajaran. Jika memang rencana pemerintah ini berhasil maka akan tercipta kembali karakter-karakter yang dulu pernah ada. Masih lekat dalam ingatan ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar, ketika ada guru yang akan mengajar di kelas maka pasti teman-teman berebut membawakan tas atau buku yang bapak/ibu guru bawa, ketika bertemu mereka maka kami dengan senyum terkembang akan menyapa "Selamat pagi/selamat siang pak/bu", kami pun juga suka mendatangi rumah guru jika kesulitan mengerjakan PR atau pelajaran yang belum kami pahami dengan berkelompok jadi kami merasa seperti teman saja. Ketika guru kami mengajar tak ada suara yang kami ciptakan agar guru kami tenang menerangkan dan kamipun bisa memahami dengan mudah. Semoga hal-hal itu bisa tercipta lagi dan bisa membuat pendidikan Indonesia benar-benar berkarakter bukan hanya tertulis saja di perangkat pembelajaran tapi juga dalam kehidupan pembelajran sehari-hari baik di rumah ataupun di sekolah.
Mohon maaf jika ada kekurangan dalam penulisan ini.
Komentar
Posting Komentar