11 METODE PEMBELAJARAN ALA RASULULLAH
Praktik kehidupan Rasulullah sarat dengan muatan pendidikan, karena pada
dasarnya diutusnya Rasulullah adalah untuk membimbing dan memperbaiki
akhlak manusia, artinya peran Rasulullah adalah sebagai seorang
pendidik. Rasulullah banyak memberikan dorongan kepada sahabat untuk
senantiasa menuntut ilmu. Allah telah menyiapkan kawan-kawan yang jujur
dan sahabat-sahabat yang ikhlas untuk orang sebesar Rasulullah, mereka
bersemangat mengejar kebaikan, bersungguh-sungguh didalam menerima ilmu,
sekaligus mengamalakan, mensyiarkan dan menyebarkannya.
Satu hal yang selayaknya diperhatikan adalah konsentrasi dan keseriusan
para sahabat dalam menerima dan mengambil ilmu dari Rasulullah. Tidaklah
ini aneh sebenarnya karena merupakan perbandingan atas perhatian dan
semangat beliau yang besar untuk menyampaikan dan memberikan ilmu kepada
para sahabat, beliau hidup diantara mereka, mereka menyaksikan perilaku
beliau sehari-hari diluar rumah, gerak-geriknya dan diamnya, di dalam
ibadah maupun adat (kebiasaan) nya. Maka bersama itu Rasulullah
memobilisasi para sahabat untuk menyampaikan, mentaransfer dan
mentransmisikan ilmu.
Athiyah al-Abrasyi menyebut Muhammad sebagai guru yang pertama dan
pendidik umat manusia yang mengajarkan kebenaran dan keadilan sejati
yang menjadi tugas dan kewajibannya sebagai pemimpin, pendidik dan
utusan Allah sebagai tugas utamanya. Dalam segala hal, Muhammad
merupakan seorang guru, pemberi nasihat, penunjuk jalan keberana dan
pengajar. Majlis beliau sangat luas, dimana saja dan kapan saja beliau
dapat memberikan pengajaran, namun karena beliau dan para sahabat lebih
banyak menghabiskan waktunya di masjid dalam melakukan aktivitas
peribadatan, khususnya shalat, maka beliau menjadikan masjid sebagai
pusat pendidikan dan pengajaran.
Ketika Rasulullah menerima wahyu surat al-Mudatsir ayat 1 – 7, beliau
mulai melakukan tugas sebagai pengajar dan pendidik dengan dasar niat
semata-mata ikhlas karena Allah disertai sikap sabar. Pertama-tama
beliau melakukannya secara diam-diam dilingkungan keluarga dan
sahabatnya sebagaiman perinta Allah kepadanya. Setelah beberapa lama
pendidikan tersebut dilaksanakan secara individual, kemudian turunlah
perintah agar Rasulullah melaksanakan dan menyelenggarakan pendidikan
secara terbuka. Mula-mula Rasulullah mengundang dan mendidik kerabat
karibnya dari Bani Abdul Muthalib, dan setelah itu kemudian pendidikan
dilakukan secara umum, yakni pendidikan untuk golongan bangsawan dan
hamba sahaya, penduduk Mekkah dan sekitarnya dan orang-orang yang datang
ke Mekkah tanpa mengenal lelah. Pengajaran dan pendidikan yang
dilakukan Rasulullah menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan
fitrah manusia, yakni sebagai makhluk yang memiliki berbagai
kecenderungan, kekurangan dan kelebihan. Beberapa metode yang digunakan
Rasulullah dalam kegiatan pembelajaran diuraikan dalam penjelasan
berikut.
Pertama, Learning Conditon, merupakan syarat utama untuk
terciptanya proses belajar-mengajar yang efektif. Ada tiga cara yang
digunakan Rasulullah dalam metode ini, yaitu (1) meminta diam untuk
mengingatnya, cara ini dilakukan Rasulullah ketika beliau menyampaikan
khutbah di haji wada’. (2) menyeru secara langsung, hal ini dilakukan
Rasulullah sebagaimana diceritakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Ibnu Abbas, ketika itu Rasulullah naik ke atas mimbar dan menyeru
kepada kaum anshar dan muhajirin. (3) menyimak dan diam dengan cara
tidak langsung. Ubadah bin Al-Shamit berkata : “Rasulullah pernah
bersabda : ‘ambillah dariku, ambillah dariku, Allah telah memberikan
jalan keluar bagi mereka tentang perzinahan yang dilakukan antara
seorang perjaka dengan seorang gadis, maka cambukklah sebanyak seratus
kali cambukan dan diasingkan selama satu tahun. Adapun seorang duda
dengan janda, maka dicambuk sebanyak seratus kali dan dirajam’.
Kedua, berinteraksi secara aktif. Dalam metode ini, Rasulullah
memaksimalkan indera yang dimiliki oleh manusia untuk menyampaikan
materi dan dakwah yang hendak diberikan kepada audiens. Diantara yang
termasuk dalam metode ini adalah : pertama, interaksi pendengaran yang
meliputi teknik berbicara (presentasi dan penjelasan), tidak
bertele-tele dalam ucapan dan tidak terlalu bernada puitis,
memperhatikan intonasi, serta diam sebentar ditengah-tengah penjelasan.
Kedua, interaksi pandangan meliputi : kontak mata, memanfaatkan ekspresi
wajah dan tersenyum.
Ketiga, Aplied Learning Method, yang termasuk dalam kategori ini
antara lain : (1) praktikum yang diterpkan oleh guru, sebagaimana yang
diceritakan dalam sebuah hadits, suatu ketika Usman bin Affan berwudhu,
Rasulullah kemudian bersabda : “siapa saja yang berwudhu seperti cara
wudhuku, lalu ia melaksanakan shalat dua rakaat tanpa ada suatu hal yang
mengganggu kekhusyukannya pada kedua rakaat itu, maka akan diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu. (2) Praktikum yang diterapkan oleh siswa,
sebagimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwasanya
Rasulullah masuk ke dalam masjid, lalu masuk pula seorang pria dan
melakukan shalat, kemudian ia mendatangi Rasulullah dan mengucapkan
salam kepada beliau, Rasulullah lalu menjawab salamnya dan berkata :
“kembalilah, ulangi shalatmu, sesungguhnya engkau belum melakukan
shalat”. Pria itu pun kembali mengulangi shalatnya seperti sebelumnya,
lalu ia menghampiri Rasulullah dan mengucapkan salam kepada beliau.
Keempat, Scanning and Levelling, Rasulullah bersabda : “Kami,
seluruh para Nabi, diperintahkan untuk turun ke rumah-rumah orang-orang
dan menjelaskan kepada mereka sesuai dengan tingkat akal mereka”.
Terdapat banyak perbedaan tingkat kecerdasan dan pemahaman murid satu
dengan yang lainnya, dan satu kelompok dengan kelompok yang lainnya.
Rasulullah pernah menjawab pertanyaan ‘sederhana’ sahabat tentang apa
yang harus dilakukan setelah ia memeluk Islam. Rasulullah menjawab :
“katakanlah, aku beriman kepada Allah dan istiqomahlah”. Jawaban yang
sangat sederhana dan praktis tentang Islam ini dipilih Rasulullah karena
memang lawan bicaranya masih hijau dalam Islam, ia belum bisa diberi
materi yang berat-berat seperti kewajiban jihad, tuntutan menjauhi riba,
jenis jual beli yang terlarang, serta ilmu waris yang kompleks.
Kelima, diskusi dan memberi tanggapan. Rasulullah membuat contoh
sederhana yang mudah dipahami oleh akal seorang murid, seperti dalam
kisah seorang pria Arab Badui yang mempertanyakan perihal anaknya yang
terlahir dengan warna kulit hitam. Rasululla kemudian memberikan contoh
yang mudah dipahami oleh pria tersebut, yaitu berupa unta, sebagaimana
yang diriwayatkan Bukhari dalam kitab sahihnya. Abu Hurairah mengatakan
bahwasanya seorang pria datang menemui Nabi dan berkata ; wahai
Rasulullah, anakku lahir dengan kulit berwarna hitam”. Beliau kemudian
balik bertanya : “apakah engkau memiliki unta ?”. Ia menjawab : “ya”.
Beliau bertanya : “apa warnanya ?”. ia menjawab : “Merah”. Beliau
kembali bertanya : “apakah ada warna abu-abu pada tubuhnya ?”. Ia
menjawab : “ya”. Beliau bertanya lagi : “mengapa bisa begitu ?”. Ia
menjawab ; “warna itu ia dapati dari ras lain”. Rasulullah lalu berkata :
“sepertinya anakmu ini mengambil ras lain (seperti unta itu)”.
Keenam, bercerita. Bercerita adalah metode yang sangat baik dalam
pendidikan. Cerita pada umumnya disukai oleh manusia, ia juga memiliki
pengaruh yang menakjubkan untuk dapat menarik perhatian pendengar dan
membuat seorang bisa mengingat kejadian-kejadian dalam sebuah kisah
dengan cepat. Metode ini merupakan metode dasar yang digunakan
Rasulullah dalam mengajar, mendidik dan berdakwah (Quran surat 16 :
125).
Ketujuh, perumpamaan dan studi kasus. Dalam al-Quran, banyak
sekali perumpamaan yang digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian.
Rasulullah dalam haditsnya sebagaimana disampaikan oleh Abdullah bin
Umar bercerita bahwa : kami bersama Rasulullah kemudian beliau bersabda :
“beritahulah aku pohon apa yang menyerupai seorang muslim dimana
daunnya tidak berjatuhan dan selalu berbuah setiap waktu ?”. Ibnu Umar
berkata : “hatiku berfikir bahwa pohon yang dimaksud adalah pohon kurma
yang menjawabnya”. Ketika semua diam dan tak ada yang menjawab,
Rasulullah kemudian bersabda “pohon tersebut adalah kurma”.
Kedelapan, teaching and motivating. Rasulullah pernah bersabda :
“aku akan ajarkan engkau satu surah yang paling agung dalam al-Quran
sebelum engkau keluar dari dalam masjid”. Juga ucapan Rasulullah :
“sebentar lagi akan datang kepada kalian seorang pria yang merupakan
ahli surga” (sebanyak tiga kali). Metode ini juga disebut dengan
tasywiq, yaitu metode yang mampu meningkatkan gairah belajar dan rasa
keingintahuan yang tinggi, serta penasaran untuk mengetahui apa jawaban
dan rahasianya. Tasywiq juga baik untuk memancing semangat belajar,
meneliti dan menelaah satu hal atau pelajaran tertentu. Semakin kuat
menggunakan ungkapan yang bernada tasywiq, semakin kuat pula motovasi
untuk belajar.
Kesembilan, gambar dan grafik. Secara sederhana, Rasulullah telah
memberikan suri tauladan bagi kita bahwa teknologi adalah instrument
yang dalam pengajaran tauhid, ilmu syariah dan transformasi akhlak
menjadi lebih baik. Abdullah bin Mas’ud berkata : Rasulullah pernah
membuat garis dengan tangannya, kemudia beliau berkata : “ini adalah
jalan Allah yang lurus”. Beliau kemudian membuat garis disisi kanan dan
kiri garis tersebut seraya berkata : “jalan ini jalan setan dan setan
selalu menyeru untuk mengikuti jalannya”. Beliau kemudian membacakan
salah satu ayat dalam al-Quran berkaitan dengan penjelasan ini.
Kesepuluh, memberikan alasan dan argumentasi. Hadits yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah menjelaskan bahwa suatu ketika Rasulullah
bersabda : “jika seekor lalat masuk kedalam tempat air milik salah
seorang diantara kalian, maka tenggelamkanlah seluruh tubuh lalat
tersebut, kemudian keluarkan ia dari tempat tersebut, karena
sesungguhnya pada salah satu sayap lalat tersebut ada penyakit dan pada
sayap satunya lagi ada penawarnya”. Pada hadits tersebut Rasulullah
menjelaskan hikmah dibalik perintah menenggelamkan seluruh tubuh lalat
dalam air ketika ia jatuh ke dalam tempat air atau minuman. Beliau
menjelaskan bahwa pada salah satu sayap lalat tersebut terdapat penyakit
dan pada bagian yang lain terdapat penawarnya. Jika hadits ini tidak
disertakan alasan perintah tersebut, maka akan membingungkan orang. Akan
tetapi karena alasannya diperjelas, kita menjadi tahu sebeb dari
perintah menenggelamkan lalu mengeluarkan lalat tersebut.
Kesebelas, refleksi diri. Memberikan kesempatan kepada murid
untuk menjawab sendiri segala pertanyaan merupakan metode yang sangat
bermanfaat dalam mengoptimalkan kerja otak dan mengasah akal pikiran.
Dalam sebuah riwayat diceritakan, beberapa sahabat bertanya kepada
Rasulullah : “wahai Rasulullah, apakah apabila kami menyalurkan syahwat
kami ada pahala ?”. Rasulullah menjawab : “apabila kalian menyalurkannya
pada hal yang haram apakah berdosa ?”, begitupula apabila kalian
menyalurkannya pada yang halal, bukankah kalian mendapatkan pahala ?”.
Pertanyaan yang diajukan Rasulullah ini memancing sahabat untuk berpikir
dan melakukan self reflection.
Kedua belas, metode tanya jawab. Dalam satu hadits Rasulullah
bersabda : “tidakkah kalian ingin aku beritahukan dosa yang paling besar
?”, kami berkata : “ya wahai Rasulullah”, beliau bersabda :
“menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua”. Kata tidakkah
pada hadits tersebut adalah pertanyaan untuk mengingatkan dan menarik
perhatian pendengar untuk menyimak apa yang dikatakan dan memahaminya
dengan baik.
Serta masih banyak lagi metode lain yang diterapkan Rasulullah dalam
mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Kiranya
dari sekian banyak metode tersebut, masih dan sangat relevan untuk
digunakan dalam kegiatan pembelajaran saat ini.
(Sumber : https://kopimanislumajang.wordpress.com )
Komentar
Posting Komentar